Rabu, 17 November 2010

GURU

GURU

Jika ditanya “ apa cita – citaku ? “, aku akan menjawab “ aku ingin jadi guru “. Memang sejak kecil aku bercita – cita menjadi seorang guru. Saat Taman Kanak – Kanak ( TK ), aku sering bermain “ guru-guruan” bersama teman – temanku, aku yang menjadi gurunya dan temanku yang menjadi muridnya. Aku senang meminjam sepatu high heels milik ibuku, memakai rok, kaca mata dan membawa tempat pensil yang aku jadikan “ kecrekan “, aku meniru gaya mengajar guruku di sekolah, mengajar nulis, menggambar, mewarnai dan menyanyi. Aku memang senang memerankan menjadi guru karena iru aku bercita – cita menjadi guru.

Saat di sekolah, aku selalu memperhatikan guru bila sedang mengajar, aku cermati bagaimana cara mengajar yang baik, bagaimana bersikap terhadap murid agar murid tidak merasa canggung dengan gurunya. Bila sudah sampai di rumah, aku mempraktekan apa yang aku pelajari di sekolah. Aku sangat senang memperhatikan guru TK ku karena orangnnya cantik, baik, ramah , lembut dan tidak suka marah – marah, aku ingin sekali menjadi sepertinya.

Saat beranjak dewasa, aku mengerti bahwa aku tidak hanya ingin menjadi guru yang baik hati dan disenangi muridnya. Kini aku mengerti bahwa menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Seorang guru memberikan ilmu kepada kita, membimbing kita menjadi manusia yang lebih berguna dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Beban yang ditanggung seorang guru sangat berat, apabila muridnya tidak seperti apa yang kita inginkan, pasti kita sebagai guru akan merasa beban moril karena tidak berhasil membimbing muridnya dengan baik.

Orang – orang sukses tidak akan lahir tanpa campur tangan seorang guru. Maka sungguh pantas jika guru disebut “ Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.

Semasa SMA, aku sangat menyukai pelajaran Kimia, setiap pelajaran Kimia aku semangat untuk mengikutinya, makanya aku ingin sekali menjadi Guru Kimia, aku ingin membagi ilmu kepada orang banyak.

Paman ku juga seorang guru, dia mengajar bidang studi Sejarah, kakekku juga seorang pensiunan guru, mungkin dari situ mengalir naluriku untuk menjadi seorang guru. Aku sangat kagum dan bangga dengan kakekku, di usianya yang sudah menginjak 80 tahun, beliau masih ingat betul pelajaran – pelajaran yang beliau ajarkan dulu, khususnya Matematika dan Kimia. Saat aku pulang kampung mengunjungi kakekku, pasti beliau selalu mengajakku berdiskusi tentang Matematika dan Kimia, aku takjub beliau masih ingat, aku jadi malu sebagai generasi muda yang cepat lupa dengan hal-hal penting seperti itu, padahal sampai sekarang aku masih sebagai seorang pelajar. Aku patut mencontoh kakekku tersebut, jika kita mau dan berusaha, kita pasti bisa. Oleh sebab itu,aku pun semakin yakin dengan cita-citaku menjadi seorang guru.

Tetapi, entah mengapa kini aku justru mendalami ilmu komputer karena aku mengambil jurusan Teknik Informatika. Sungguh jauh dari cita – citaku yang ingin menjadi guru kimia. Semoga jalan yang ku pilih saat ini jalan yang terbaik untukku. AMIN..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar